بسم الله الرحمن الرحيم
emansipasi menurut agan kaya gimana...?
:request
Segala sesuatu akan menjadi baik jika berada diatas fithrahnya. Ikan akan tetap hidup jika ia tinggal di air, burung akan terjaga kelestariannya jika mereka terbang di udara dan tinggal di pucuk-pucuk pohon dan cacing akan selamat jika ia tetap tinggal di dalam tanah. Bencana akan menimpa mereka ketika masing-masing telah jenuh dengan apa yang menjadi fithrahnya.
Demikian halnya laki-laki dan perempuan yang juga merupakan makhluk Allah Subhanahu Wata'ala. Dia menjadikan laki-laki dan perempuan bukan tanpa maksud. Masing masing telah dilengkapi dengan kelebihan dan keistimewaan yang berbeda sesuai dengan tugas dan peranannya.
Jika kita sadar, kita akan mendapatkan banyak perbedaan yang menyolok antara keduanya baik dalam sifat, susunan tubuh, gerak-geriknya, cara berjalan, duduk, berdiri, cara berbicara, kesenangannya, kebiasaannya dan juga perasaannya. Subhanallah, Perbedaan tersebut betul betul disiapkan untuk sesuai dengan kekhususan fungsi dan peranannya sebagaimana yang kehendaki Allah Subhanahu Wata'ala.
Allah Subhanahu Wata'ala menggariskan bagi kaum laki-laki untuk memimpin wanita karena memang Allah Subhanahu Wata'ala mengkaruniai suatu alat bagi laki-laki untuk memimpin yang tidak dikaruniakan kepada wanita.
Demikian pula Allah Subhanahu Wata'ala mempercayakan seorang bayi kepada kaum wanita lantaran Allah Subhanahu Wata'ala telah memberikan piranti kepadanya sesuatu yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki.
Fitrah adalah ketetapan yang Allah swt gariskan bagi para makhluknya. Allah yang menciptakan hambaNya sehingga Allah Subhanahu Wata'ala yang paling mengetahui apa-apa yang baik bagi hambaNya dan apa yang buruk bagi hambaNya.
Allah Subhanahu Wata'ala memberikan tugas kepada masing-masing makhluk serta memberikan perangkat dan alat sesuai dengan tugasnya di dunia. Ketika satu diantara mereka menyerobot tugas yang bukan menjadi tugasnya, maka akan ada suatu pekerjaan yang tidak tertangani dan semakin banyak pekerjaan yang tumpang tindih dan semrawut akan semakin besar pula kekacauan yang timbul.
Wanita sendiri ibarat pedang bermata dua, apabila dia baik, serta berjalan diatas fithrah yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu Wata'ala, maka ia ibarat batu bata yang baik bagi sebuah bangunan masyarakat Islam yang komitmen dengan ketinggian akhlak dan cita-cita yang luhur.
Akan tetapi, ketika mereka menyimpang dari tugas pokoknya dan menyerobot tugas yang bukan menjadi tanggungjawabnya serta latah mengikuti para budak hawa nafsu, menjadi pengekor emansipasi maka dia betul betul menjadi musuh besar bagi manusia
"Sesungguhnya dunia itu manis dan menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala menyerahkan dunia kepada kalian. Kemudian hendak melihat apa yang kalian perbuat terhadapnya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah karena wanita." (HR Muslim).
"Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berat bagi laki-laki dari fitnah wanita." (HR Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sa'id bin Musayyib berkata, "ketika syaiton merasa kewalahan menggoda manusia, maka ia bersembunyi di balik wanita (memperalatnya)."
Benar, seringkali wanita mampu berbuat dengan sesuatu yang tidak dapat diperbuat oleh syaiton. Ia mampu menimbulkan kerusakan yang lebih besar, dahsyat dan mengerikan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh syaiton. Ya.........ketika ia bosan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah atasnya. Wanita semacam ini akan menjadi senjata andalan syaiton untuk menghadapi manusia.
Kenyataannya itulah yang telah diketahui oleh syaiton-syaiton jin dan manusia. Maka mereka berupaya untuk menyimpangkan wanita dari tugasnya yang utama, agar ia mau berperang di pihaknya dan membela misinya.
Jika kita mencermati tulisan diatas, maka MENUNTUT PERSAMAAN GENDER pada hakikatnya adalah sebuah tuntutan untuk memaksakan kesamaan dua hal yang jelas jelas berbeda. Menyeru persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan adalah bentuk "pelecehan" terhadap fithrah yang telah Allah Subhanahu Wata'ala gariskan terhadap manusia.
Kalau saja tugas dan peranan laki-laki sama dengan perempuan, lantas dimanakah letak kebijakan Allah Subhanahu Wata'ala menciptakan manusia menjadi dua jenis? mengapa tidak cukup menciptakan dengan satu jenis kelamin saja jika memang sama tugas dan hak-haknya?
Jika kemunduran kaum wanita muslimah hari ini yang menuntut persamaan hak mendapatkan jatah kursi, persamaan hak untuk mendapatkan jatah warisan dan barang murahan lainnya, maka perhatikanlah tuntutan persamaan dari generasi terbaik yang seharusnya menjadi teladan kita berikut ini.
Suatu ketika Asma' bin Yazid bin Sakan menghadap Rasulullah Shallallahu a'alaihi wasallam dan berkata, "wahai Rasulullah Shallallahu a'alaihi wasallam, sesungguhnya aku adalah utusan para wanita yang berada dibelakangku, mereka sepakat dengan apa yang aku katakan dan sependapat dengan pendapatku sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala mengutus Anda kepada laki-laki dan juga kepada para wanita. Kamipun beriman kepada Anda dan mengikuti Anda sedangkan kami para wanita terbatas gerak-geriknya, kami mengurus rumah tangga dan menjadi tempat menumpahkan syahwat bagi suami-suami kami, kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Namun Allah Subhanahu Wata'ala memberikan keutamaan kepada kaum laki-laki dengan shalat jama'ah, mengantar jenazah, dan berjihad. Jika mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga hartanya dan memelihara anak-anaknya, maka apakah kami mendapatkan pahala sebagaimana yang mereka dapatkan?"
Mendengar tuntutan Asma' tersebut, nabi menoleh kepada para shahabat seraya bersabda, "pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agamanya yang lebih bagus dari pertanyaan ini?" kemudian Beliau bersabda, "pergilah wahai Asma' dan beritahukan kepada para wanita dibelakangmu bahwa perlakuan baik kalian terhadap suami dan upaya kalian mendapat ridho darinya serta keta'atan kalian kepadanya, pahalanya sama dengan apa yang engkau sebutkan tentang pahala laki-laki."
Sungguh pertanyaan terbaik dan tuntutan persamaan terbaik yang mungkin hanya sekali kita dengar dari seorang Wanita. Sebuah tuntutan yang betul betul menampar Para Penggiat EMANSIPASI yang keblinger dan salah kaprah.
sumber
falfals 19 Aug, 2011emansipasi menurut agan kaya gimana...?
:request
Spoiler for emansipasi:
Segala sesuatu akan menjadi baik jika berada diatas fithrahnya. Ikan akan tetap hidup jika ia tinggal di air, burung akan terjaga kelestariannya jika mereka terbang di udara dan tinggal di pucuk-pucuk pohon dan cacing akan selamat jika ia tetap tinggal di dalam tanah. Bencana akan menimpa mereka ketika masing-masing telah jenuh dengan apa yang menjadi fithrahnya.
Demikian halnya laki-laki dan perempuan yang juga merupakan makhluk Allah Subhanahu Wata'ala. Dia menjadikan laki-laki dan perempuan bukan tanpa maksud. Masing masing telah dilengkapi dengan kelebihan dan keistimewaan yang berbeda sesuai dengan tugas dan peranannya.
Jika kita sadar, kita akan mendapatkan banyak perbedaan yang menyolok antara keduanya baik dalam sifat, susunan tubuh, gerak-geriknya, cara berjalan, duduk, berdiri, cara berbicara, kesenangannya, kebiasaannya dan juga perasaannya. Subhanallah, Perbedaan tersebut betul betul disiapkan untuk sesuai dengan kekhususan fungsi dan peranannya sebagaimana yang kehendaki Allah Subhanahu Wata'ala.
Allah Subhanahu Wata'ala menggariskan bagi kaum laki-laki untuk memimpin wanita karena memang Allah Subhanahu Wata'ala mengkaruniai suatu alat bagi laki-laki untuk memimpin yang tidak dikaruniakan kepada wanita.
Demikian pula Allah Subhanahu Wata'ala mempercayakan seorang bayi kepada kaum wanita lantaran Allah Subhanahu Wata'ala telah memberikan piranti kepadanya sesuatu yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki.
Fitrah adalah ketetapan yang Allah swt gariskan bagi para makhluknya. Allah yang menciptakan hambaNya sehingga Allah Subhanahu Wata'ala yang paling mengetahui apa-apa yang baik bagi hambaNya dan apa yang buruk bagi hambaNya.
Allah Subhanahu Wata'ala memberikan tugas kepada masing-masing makhluk serta memberikan perangkat dan alat sesuai dengan tugasnya di dunia. Ketika satu diantara mereka menyerobot tugas yang bukan menjadi tugasnya, maka akan ada suatu pekerjaan yang tidak tertangani dan semakin banyak pekerjaan yang tumpang tindih dan semrawut akan semakin besar pula kekacauan yang timbul.
Wanita sendiri ibarat pedang bermata dua, apabila dia baik, serta berjalan diatas fithrah yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu Wata'ala, maka ia ibarat batu bata yang baik bagi sebuah bangunan masyarakat Islam yang komitmen dengan ketinggian akhlak dan cita-cita yang luhur.
Akan tetapi, ketika mereka menyimpang dari tugas pokoknya dan menyerobot tugas yang bukan menjadi tanggungjawabnya serta latah mengikuti para budak hawa nafsu, menjadi pengekor emansipasi maka dia betul betul menjadi musuh besar bagi manusia
"Sesungguhnya dunia itu manis dan menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala menyerahkan dunia kepada kalian. Kemudian hendak melihat apa yang kalian perbuat terhadapnya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah karena wanita." (HR Muslim).
"Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berat bagi laki-laki dari fitnah wanita." (HR Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sa'id bin Musayyib berkata, "ketika syaiton merasa kewalahan menggoda manusia, maka ia bersembunyi di balik wanita (memperalatnya)."
Benar, seringkali wanita mampu berbuat dengan sesuatu yang tidak dapat diperbuat oleh syaiton. Ia mampu menimbulkan kerusakan yang lebih besar, dahsyat dan mengerikan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh syaiton. Ya.........ketika ia bosan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah atasnya. Wanita semacam ini akan menjadi senjata andalan syaiton untuk menghadapi manusia.
Kenyataannya itulah yang telah diketahui oleh syaiton-syaiton jin dan manusia. Maka mereka berupaya untuk menyimpangkan wanita dari tugasnya yang utama, agar ia mau berperang di pihaknya dan membela misinya.
Jika kita mencermati tulisan diatas, maka MENUNTUT PERSAMAAN GENDER pada hakikatnya adalah sebuah tuntutan untuk memaksakan kesamaan dua hal yang jelas jelas berbeda. Menyeru persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan adalah bentuk "pelecehan" terhadap fithrah yang telah Allah Subhanahu Wata'ala gariskan terhadap manusia.
Kalau saja tugas dan peranan laki-laki sama dengan perempuan, lantas dimanakah letak kebijakan Allah Subhanahu Wata'ala menciptakan manusia menjadi dua jenis? mengapa tidak cukup menciptakan dengan satu jenis kelamin saja jika memang sama tugas dan hak-haknya?
Jika kemunduran kaum wanita muslimah hari ini yang menuntut persamaan hak mendapatkan jatah kursi, persamaan hak untuk mendapatkan jatah warisan dan barang murahan lainnya, maka perhatikanlah tuntutan persamaan dari generasi terbaik yang seharusnya menjadi teladan kita berikut ini.
Suatu ketika Asma' bin Yazid bin Sakan menghadap Rasulullah Shallallahu a'alaihi wasallam dan berkata, "wahai Rasulullah Shallallahu a'alaihi wasallam, sesungguhnya aku adalah utusan para wanita yang berada dibelakangku, mereka sepakat dengan apa yang aku katakan dan sependapat dengan pendapatku sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala mengutus Anda kepada laki-laki dan juga kepada para wanita. Kamipun beriman kepada Anda dan mengikuti Anda sedangkan kami para wanita terbatas gerak-geriknya, kami mengurus rumah tangga dan menjadi tempat menumpahkan syahwat bagi suami-suami kami, kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Namun Allah Subhanahu Wata'ala memberikan keutamaan kepada kaum laki-laki dengan shalat jama'ah, mengantar jenazah, dan berjihad. Jika mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga hartanya dan memelihara anak-anaknya, maka apakah kami mendapatkan pahala sebagaimana yang mereka dapatkan?"
Mendengar tuntutan Asma' tersebut, nabi menoleh kepada para shahabat seraya bersabda, "pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agamanya yang lebih bagus dari pertanyaan ini?" kemudian Beliau bersabda, "pergilah wahai Asma' dan beritahukan kepada para wanita dibelakangmu bahwa perlakuan baik kalian terhadap suami dan upaya kalian mendapat ridho darinya serta keta'atan kalian kepadanya, pahalanya sama dengan apa yang engkau sebutkan tentang pahala laki-laki."
Sungguh pertanyaan terbaik dan tuntutan persamaan terbaik yang mungkin hanya sekali kita dengar dari seorang Wanita. Sebuah tuntutan yang betul betul menampar Para Penggiat EMANSIPASI yang keblinger dan salah kaprah.
sumber
--
Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10202828&goto=newpost
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 comments:
Post a Comment